Monday 3 June 2013

Uji konsistensi Data Hujan, Memperkirakan Data Hujan yang Hilang dan Memperkirakan Data Hujan Wilayah

  Uji konsistensi Data Hujan


Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan bumi sifatnya tetap. Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan volume dalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara alami berlangsung cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama air menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor lain.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Analisis Kurva Massa Ganda
Untuk data hujan musiman atau tahunan dari suatu DPS:
Yang diuji pos hujan “Y” maka data kumulatif dari pos ”Y” itu dapat dibandingkan secara grafis dengan data hujan acuan “X”. Data hujan acuan “X” merupakan nilai rata-rata dari pos hujan A, B, C, dan D atau lebih yang lokasinya di sekeliling pos hujan “Y” bila kondisinya masih sama.
Data hujan minimal 10 tahun; data pos “Y” : sumbu Y dan data pos “X” sumbu X

Ketentuan perubahan pola:
1.      Pola yang terjadi berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah garis itu ® DATA POS “Y” KONSISTEN
2.      Pola yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan arah garis itu ® DATA POS “Y” TIDAK KONSISTEN ® perlu dikoreksi
Koreksi sesuai dengan kemiringan perubahan garis lurus tersebut.

Memperkirakan Data Hujan yang Hilang
Rata-rata Aljabar:

                        
Dimana:
HA, HB, HC = data hujan yang teramati pada masing-masing stasiun (A, B,C)
HD  = data hujan pada stasiun D yang diperkirakan.
Berlaku untuk perbedaan antara data hujan pada stasiun terdekat untuk jangka waktu tahunan rata-rata < 10%.

Perbandingan (Ratio) Normal:


Dimana:
NA, NB, NC = hujan tahunan rata-rata pada masing-masing stasiun A, B dan C
ND = hujan tahunan rata-rata pada stasiun D
HA, HB, HC = hujan pada masing-masing stasiun D
HD = data hujan pada stasiun D yang diperkirakan.

               Kebalikan Kuadrat Jarak :



Dimana :
HI, HII, HIII, HIV = hujan pada masing-masing stasiun pada kuadran I, II, III dan I V
RI, RII, RIII, RIV = jarak masing-masing stasiun terhadap stasiun yang ditinjau
Hx = hujan yang diperkirakan pada sistem yang ditinjau.

Memperkirakan Data Hujan Wilayah:
Rata-rata Aljabar:


              Dimana:
              Hi = hujan pada masing-masing stasiun 1,2,…., n dalam areal yang ditinjau,
              n = jumlah stasiun stasiun pengamat
              RH = rata-rata hujan

                    Cara Poligon Thiessen



   Dimana:
   Hi = hujan pada masing-masing stasiun 1,2,…., n
   Li = luas poligon/ wilayah pengaruh masing-masing stasiun 1,2,…,n,
   n = jumlah stasiun yang ditinjau
   RH = rata-rata hujan.

Cara Isohyet

             Dimana:

             Hi = hujan pada masing-masing stasiun L1,L2,…., Ln
             Li = luas bagian-bagian antara garis-garis isohyet
             n = jumlah bagian-bagian antara garis-garis isohyet,
             RH =  rata-rata hujan.


No comments:

Post a Comment