Uji konsistensi Data Hujan
Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan
kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan
bumi sifatnya tetap. Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan
volume dalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap.
Siklus air secara alami berlangsung cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk
menghitung secara tepat berapa lama air menjalani siklusnya, karena sangat
tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor
lain.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer
melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi.
Analisis Kurva Massa Ganda
Untuk data hujan musiman atau tahunan
dari suatu DPS:
Yang diuji pos hujan “Y” maka data
kumulatif dari pos ”Y” itu dapat dibandingkan secara grafis dengan data hujan
acuan “X”. Data hujan acuan “X” merupakan nilai rata-rata dari pos hujan A, B,
C, dan D atau lebih yang lokasinya di sekeliling pos hujan “Y” bila kondisinya
masih sama.
Data hujan minimal 10 tahun; data pos
“Y” : sumbu Y dan data pos “X” sumbu X
Ketentuan perubahan pola:
1.
Pola
yang terjadi berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah garis itu ® DATA POS “Y” KONSISTEN
2.
Pola
yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan arah garis itu ® DATA POS “Y” TIDAK KONSISTEN ® perlu dikoreksi
Koreksi sesuai dengan kemiringan
perubahan garis lurus tersebut.
Memperkirakan Data Hujan yang Hilang
Rata-rata Aljabar:
Rata-rata Aljabar:
Dimana:
HA, HB, HC = data hujan yang
teramati pada masing-masing stasiun (A, B,C)
HD = data hujan pada stasiun D yang
diperkirakan.
Berlaku untuk perbedaan antara
data hujan pada stasiun terdekat untuk jangka waktu tahunan rata-rata < 10%.
Perbandingan
(Ratio) Normal:
Dimana:
NA, NB, NC = hujan tahunan rata-rata pada masing-masing stasiun A, B dan C
ND = hujan tahunan rata-rata pada stasiun D
HA, HB, HC = hujan pada masing-masing stasiun D
HD = data hujan pada stasiun D yang diperkirakan.
NA, NB, NC = hujan tahunan rata-rata pada masing-masing stasiun A, B dan C
ND = hujan tahunan rata-rata pada stasiun D
HA, HB, HC = hujan pada masing-masing stasiun D
HD = data hujan pada stasiun D yang diperkirakan.
Kebalikan Kuadrat Jarak :
Dimana :
HI, HII, HIII, HIV = hujan pada masing-masing stasiun pada kuadran I, II, III dan I V
HI, HII, HIII, HIV = hujan pada masing-masing stasiun pada kuadran I, II, III dan I V
RI, RII, RIII, RIV = jarak masing-masing stasiun
terhadap stasiun yang ditinjau
Hx = hujan yang diperkirakan pada
sistem yang ditinjau.
Memperkirakan Data Hujan Wilayah:
Rata-rata Aljabar:
Dimana:
Hi = hujan pada masing-masing stasiun 1,2,…., n dalam areal yang ditinjau,
n = jumlah stasiun stasiun pengamat
RH = rata-rata hujan
Cara
Poligon Thiessen
Dimana:
Hi = hujan
pada masing-masing stasiun 1,2,…., n
Li = luas
poligon/ wilayah pengaruh masing-masing stasiun 1,2,…,n,
n = jumlah
stasiun yang ditinjau
RH = rata-rata
hujan.
Cara
Isohyet
Dimana:
Hi = hujan pada masing-masing
stasiun L1,L2,…., Ln
Li = luas bagian-bagian antara
garis-garis isohyet
n = jumlah bagian-bagian antara
garis-garis isohyet,
RH = rata-rata hujan.
No comments:
Post a Comment