Thursday 25 December 2014

RAMBU PERINGATAN

Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di depan pengguna jalan. Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam




Penempatan Rambu Peringatan  
  • Rambu peringatan ditempatkan pada sisi jalan sebelum tempat atau bagian jalan yang berbahaya dengan jarak sesuai dengan Tabel 1.

Tabel 1. Jarak Penempatan Rambu Peringatan








Sumber:
Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan, , Departemen Perhubungan

RAMBU-RAMBU LALU LINTAS

Rambu adalah alat yang utama dalam mengatur, memberi peringatan dan mengarahkan lalu lintas.

Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:

1. memenuhi kebutuhan.
2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
4. menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan respon.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu adalah:

1. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu
Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas pengemudi untuk mengenal, memahami dan memberikan respon. Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi.

2. Desain rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan memberikan waktu yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan respon.

3. Lokasi rambu

Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang cukup dalam memberikan respon.

4. Operasi rambu
Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi kebutuhan lalu lintas dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan memasang rambu yang sesuai kebutuhan.

5. Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.

Jarak Penempatan
 
Rambu di sebelah kiri 
  1.  Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luarjarak tertentu dan tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. 
  2. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter.  
  3. Penempatan rambu harus mudah dilihat dengan jelas oleh pemakai jalan.
Rambu di sebelah kanan
  1. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas rambu dapat ditempatkan disebelah kanan atau di atas daerah manfaat jalan. 
  2. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau daerah manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor-faktor antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan rencana.
  3.  Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan dengan jarak 0,30 meter dari bagian paling luar dari pemisah jalan.

Tinggi rambu  
  • Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.

  • Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan kaki minimum 2,00 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah, apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.

  • Khusus untuk rambu peringatan pada Gambar 25 (Lampiran I Tabel 1 Nomor 1i dan Nomor 1j Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi rambu bagian bawah.





Sumber:
Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan, , Departemen Perhubungan

MARKA JALAN

Pemasangan marka pada jalan mempunyai fungsi penting dalam menyediakan petunjuk dan informasi terhadap pengguna jalan. Pada beberapa kasus, marka digunakan sebagai tambahanalat kontrol lalu lintas yang lain seperti rambu-rambu, alat pemberi sinyal lalu lintas dan markamarka yang lain. Marka pada jalan secara tersendiri digunakan secara efektif dalam menyampaikan peraturan, petunjuk, atau peringatan yang tidak dapat disampaikan oleh alat kontrol lalu lintas yang lain, (Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan, Departemen Perhubungan : Hal 5) 

MARKA MEMBUJUR
Marka Membujur Garis Utuh
Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut. Marka membujur berupa satu garis utuh juga dipergunakan untuk menandakan tepi jalur lalu lintas. (Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan, , Departemen Perhubungan : Hal 6)
 

Marka membujur berupa garis utuh harus digunakan pada lokasi:
  • Menjelang persimpangan sebagai pengganti garis putus-putus pemisah arah lajur. Garis utuh harus didahului dengan garis putus-putus sebagai peringatan.
  • Pada jalan yang jarak pandangnya terbatas seperti di tikungan atau lereng bukit atau pada bagian jalan yang sempit, marka garis utuh berfungsi untuk melarang kendaraan yang akan melewati kendaraan lain pada lokasi tersebut. (Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan, , Departemen Perhubungan : Hal 6)
 

Marka Membujur Garis Putus-Putus
Marka membujur berupa garis putus-putus berfungsi untuk :
  • mengarahkan lalu lintas
  • memperingatkan akan ada marka membujur berupa garis utuh di depan dan pembatas jalur pada jalan 2 ( dua) arah,
 
Keterangan:
 

Gaya Dalam dan Garis Pengaruh (Mekanika Teknik)


Gaya Dalam :
Gaya-gaya yang bekerja di dalam struktur atau gaya yang merambat dari muatan kepada reaksi perletakan disebut gaya dalam

  • Gaya-gaya dalam dapat berupa :
  1. Gaya Normal (N), yaitu gaya yang bekerja sejajar dengan sumbu memanjang batang. 
  2. Gaya Lintang (L), yaitu gaya yang bekerja tegak lurus dengan sumbu memanjang batang.
  3. Gaya Momen (M), yaitu yang hendak membengkokkan batang.

Untuk menghitung gaya-gaya dalam, didalam mekanika teknik diperlukan perjanjian tanda,

 


Garis Pengaruh
Definisi :
Garis pengaruh adalah garis yang melambangkan besaran gaya (reaksi perletakan, gaya geser, momen dan
gaya normal) yang di akibatkan beban berjalan sebesar satu satuan pada model struktur yang ditinjau.

Kegunaan :
Untuk menentukan besaran gaya maksimum akibat pembebanan bergerak.

Gaya Luar (Mekanika Teknik)

Gaya Luar :

Gaya-gaya yang bekerja di luar struktur atau muatan dan reaksi yang menciptakan kestabilan struktur disebut gaya luar

Gaya Luar terbagi atas dua bagian, anatar lain :
  1. Muatan(Gaya Aksi) : Beban yang bekerja pada suatu struktur dan selalu mempunyai besaran arah, dan garis kerja.
  2. Reaksi Tumpuan(Gaya Reaksi) : Gaya lawan yang ditimbulkan pada suatu struktur
Muatan terdiri atas :
  • Berdasarkan lamanya pembebanan :
  1. Muatan tetap (beban mati), yaitu muatan yang bekerja terus menerus atau permanen pada struktur yang tidak dapat dipindahkan, misalnya berat sendiri bangunan.
  2. Muatan sementara (beban hidup), yaitu muatan yang bekerja sementara pada struktur yang dapat dipindahkan atau bergerak, misalnya berat orang atau berat kendaraan.
  • Berdasarkan garis kerjanya atau permukaan yang menekan :
  1. Muatan titik (beban terpusat), yaitu muatan yang garis kerjanya bekerja melalui satu titik, misalnya berat seseorang melalui kaki atau berat kolom pada pondasi.
  2.  Muatan terbagi rata (beban merata), yaitu muatan yang bekerja pada bidang terbagi rata sama pada setiap satuan luas, misalnya berat sekelompok orang di dalam suatu ruangan atau berat slof pada pondasi.
  3. Muatan terbagi tidak rata teratur, yaitu muatan terbagi yang tidak sama berat untuk setiap satuan luas, misalnya tekanan hidrostatik air pada dinding, muatannya berbentuk segi tiga.

Gambar : Beban Terpusat



Gambar : Beban Merata


Gambar : Beban Terbagi Tidak Rata Teratur

  • Berdasarkan pengaruh pembebanan lain :
  1. Muatan momen, yaitu muatan akibat dari muatan titik pada struktur sandaran. Gaya horisontal pada sandaran menyebebkan momen pada balok.
  2. Muatan puntir, yaitu suatu gaya mungkin bekerja pada balok sehingga menimbulkan suatu muatan puntir

Gambar : Muatan Momen


Gambar : Muatan Puntir

  • Berdasarkan sifat pembebanan :
  1. Muatan langsung, misalnya berat seseorang yang berdiri pada titian suatu jembatan yang bekerja langsung pada struktur jembatan tersebut.
  2. Muatan tak langsung, misalnya berat seseorang yang berdiri pada lantai suatu jembatan akan bekerja tidak langsung pada struktur jembatan, berat seseorang tersebut dipindahkan lewat lantai ke balok anak, baru dipindahkan lagi ke balok induk struktur jembatannya.

Tumpuan terdiri atas :

  1. Tumpuan roll (roda/perletakan geser) mampu menahan gaya yang arahnya tegak lurus bidang dimana tumpuan diletakkan.
  2. Tumpuan sendi (engsel) mampu menahan gaya yang arahnya tegak lurus dan sejajar bidang dimana tumpuan diletakkan.
  3. Tumpuan jepit mampu menahan gaya yang arahnya tegak lurus dan sejajar bidang dimana tumpuan diletakkan dan juga mampu menahan gaya yang menyebabkan tumpuan berputar

Gambar : Tumpuan Rol


Gambar : Tumpuan Sendi


Gambar : Tumpuan Jepit




Suumber :
http://krismaadijaya.files.wordpress.com/2010/12/1-kuliah-pertama-statika.pdf
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Mulyati/Bahan%20Ajar%20Statika/Materi%20Ajar/Materi%20Pertemuan%20III,IV.pdf

Tuesday 16 September 2014

Pembetonan atau Concrete Lining Terowongan

Setelah galian terowongan selesai digali dan telah diberi penyangga maka tahap berikutnya adalah pekerjaan pembetonan yang meliputi tahapan:  
  • Pembesian, sebelum pemasangan from work, penulangan besi beton dipasang lebih dahulu. Bila pengecoran bertahap, penulangan dapat dilakukan secara bertahap juga dengan cara pemasangan besi starter
  • Pemasangan Bekisting
  • Pengecoran Beton 
  • Bila terowongan melalui solid work, atau steel support cukup kuat untuk menjaga stabilitas bentuk terowongan sampai dengan seluruh penggalian selesai, maka lebih baik pengecoran lining terowongan menunggu setelah seluruh galian selesai. Bila sebaliknya, maka lining terowongan harus secepatnya dilaksanakan overlapping dengan penggalian. Pengecoran lining terowongan dapat dilakukan secara sekaligus atau secara bertahap, tergantung bermacam-macam faktor.  
 
Gambar : Penulangan Lining

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tunnel dibagi dalam keadaan dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah atau disebut juga dengan top heading and bench. Pembetonan dimulai pada bagian atas dan selanjutnya bagian bawah. Menggunakan traveler untuk pembetonan bagian atas, sedangkan untuk pembetonan bagian bawah menggunakan alat-alat tackle untuk mengangkat, menyetel, dan membongkar bekisting setelah dicor.

Setelah lining dilakukan tahap akhir yang dilakukan adalah pekerjaan pemasangan monitoring jangka panjang dimana tujuan pemasangan sistem monitoring ini adalah untuk memantau deformasi pada lubang terowongan setelah dipasang penyangga permanen secara jangka panjang, serta memantau kondisi airtanah di sekitar terowongan.

Sumber:

Finite Element Method

Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) adalah salah satu metode numerik untuk menyelesaikan berbagai problem rekayasa, seperti mekanika struktur, mekanika tanah, mekanika batuan, mekanika fluida, hidrodinamik, aerodinamik, medan magnet, perpindahan panas, dinamika struktur, mekanika nuklir, aeronautika, akustik, mekanika kedokteran dan sebagainya. (Katili, Irwan. 2008).

Kontinum dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, maka elemen kecil ini disebut elemen hingga. Proses pembagian kontinum menjadi elemen hingga disebut proses “diskretisasi” (pembagian). Dinamakan elemen hingga karena ukuran elemen kecil ini berhingga (bukannya kecil tak berhingga) dan umumnya mempunyai bentuk geometri yang lebih sederhana dibanding dengan kontinumnya.

Dengan metode elemen hingga kita dapat mengubah suatu masalah dengan jumlah derajat kebebasan tertentu sehingga proses pemecahannya akan lebih sederhana. Misalnya suatu batang panjang yang bentuk fisiknya tidak lurus, dipotong-potong sependek mungkin sehingga terbentuk batang-batang pendek yang relatif lurus. Maka pada bentang yang panjang tadi disebut kontinum dan batang yang pendek disebut elemen hingga.

Suatu bidang yang luas dengan dimensi yang tidak teratur, dipotong-potong berbentuk segi tiga atau bentuk segi empat yang beraturan. Bidang yang dengan dimensi tidak beraturan tadi disebut kontinum, bidang segitiga atau segi empat beraturan disebut elemen hingga. Dan banyak lagi persoalan yang identik dengan hal diatas. Maka dari sini dapat dikatakan bahwa elemen hingga merupakan elemen diskrit dari suatu kontinum yang mana perilaku strukturnya masih dapat mewakili perilaku struktur kontinumnya secara keseluruhan.

Tujuan utama analisis dengan menggunakan metode elemen hingga adalah untuk memperoleh pendekatan tegangan dan peralihan (displacement) yang terjadi pada suatu struktur (Indrakto, Rifky. 2007).

Konsep dasar metode elemen hingga adalah apabila suatu sistem dikenai gaya luar, maka gaya luar tersebut diserap oleh sistem tersebut dan akan menimbulkan gaya dalam dan perpindahan. Untuk mengetahui besarnya gaya dalam dan perpindahan akibat gaya luar tersebut, perlu dibentuk suatu persamaan yang mewakili sistem tersebut. Dalam metode elemen hingga keseluruhan sistem dibagi kedalam elemen elemen dengan jumlah tertentu. Selanjutnya dibentuk persamaan :



Proses pembentukan persamaan diatas harus memenuhi kondisi berikut : 
  1. Kesetimbangan, yaitu kesetimbangan gaya gaya yang bekerja pada setiap elemen dan keseluruhan material.
  2. Kompatibilitas, berkaitan dengan geometri dari material yaitu hubungan perpindahan dengan dan regangan. 
  3. Persamaan konstitutif dari material, mengenai hubungan tegangan regangan yang merupakan kareakteristik dari material.
Kondisi batas dan kondisi awal gaya-gaya dan perpindahan secara khusus harus memenuhi kondisi kesetimbangan dan kondisi kompatibilitas. Hubungan ketiga kondisi diatas tergambar dalam bagan berikut:

 
 



Sumber : 
Junaida Wally, Pemodelan Terowongan Pada Batuan Dengan Metode Finite Element: 2014