Monday 13 April 2015

PEKERJAAN ARSITEKTUR (BAGIAN PEKERJAAN BETON)

I. PEKERJAAN TOPPING CONCRETE

A. LINGKUP PEKERJAAN
  • Dalam Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasilpekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
  • Peklerjaan ini dilakukan meliputi penyediaan barang dan pelaksanaan pembuatan Pasangan Beton Finish (Topping Concrete) pada seluruh detail yang disebutkan ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Manajemen Konstruksi.
  • Penyediaan material pendukung seperti semen portland, Agregatr, Air, Besi Beton, Bahan Campuran Tambaha (Admixture) serta Aplikator pelaksanaannya juga harus mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
B. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Pekerjaan pasangan beton finish/topping concrete ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan:
  • NI – 2 – 1971
  • NI – 3 – 1970
  • NI – 5 – 1961
  • NI – 8 – 1974
  • SII – 0051 – 74
  • SII – 0136 – 84
  • SII – 0013/81
C. BAHAN – BAHAN DAN PRDUK
  1. Agregat Pasir dan Split (Koral) : Agregat harus terdiri dari gradasi yang sama dan sesuai dengan persyaratan di dalam NI–2.
  2. Portland Cement : -1) Semen yang digunakan harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8. 2) Kontraktor diharuskan menggunakan smeen dari satu merk saja untuk seluruh pekerjaan topping concrete. 3) Penyimpananya haris pada tempat yang tertutup dengan lantai terangkat oleh ganjal.
  3. Pembesian/Penulangan : Penulangan besi yang digunakan adalah U-24 atau digunakan baja anyaman (wiremesh) diameter 6 mm dan ukuran anyaman maximum 20x20 cm. Baja anyaman (wiremesh) yang direkomendasikan adlaah menggunakan produk dari UNION, BUMI, KAYA, LIONMESH atau yang setara.
  4. Air : Air yang digunakan harus bersih dan memenuhi persyaratan dalam NI-2.
D. PELAKSANAAN PEKERJAAN
  • Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton 1:2:3 yaitu 1 semen : 2 pasir : 3 split.
  • Sebelum mulai pekerjaan pengecoran beton finish (topping concrete), permukaan beton slab yang akan dicor harus dibersihkan dari debu dan kotoran-kotoran yang mengandung minyak atau lemak.
  • Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran, dengan mutu beton K-225.
  • Pemasangan wiremesh digelar setelah slab sudah dalam keadaan bersih dan siap untuk dicor dengan adukan beton.
  • Kontraktor harus sudah meyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker yang diperlukan pada kolom-kolom, balok-balok beton yang akan berhubungan dengan konstruksi diatasnya.
  • Beton cor tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 meter dan harus menggunakan peralatan khusus yaitu elephant chute atau tremi yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
  • Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan PBI-1971.
  • Sesudah pengecoran, lapisan ini harus dipadatkan dengan penggetar (internal concrete vibrator) dengan dibantu alat penyendokan dan perajakkan.
  • Penggeta/ vibrator tidak boleh digunakan untuk memasukkan beton kedalam cetakan beton, dan kecepatan vibrator dalam adukan beton harus tetap berkisar antara 7.000 impuls menit.
  • Pemasanagn parapet beton dilantai atap, harus menyiapkan angkur untuk dudukan bracket gondola.
  • Semua pekerjaan beton yang tidak di cover material finishing harus dalam kondisi fair face, dalam artian permukaan rata dan tidak keropos ataupun berlubang dan ready to paint.



Sumber :
Spesifikasi Teknis Karawang