Meskipun
kekuatan rencana pada balok komposit umumnya didasarkan pada kondisi saat
runtuh, pengetahuan perilaku pada keadaan beban layan masih penting untuk
beberapa alasan. Lendutan selalu diinvestigasi berdasarkan beban layan dan dalam
banyak kasus, kekuatan rencana didasarkan pada keadaan limit dari luluh pertama
(first yield).
Tegangan
lentur dan geser pada balok yang
homogeny material dapat dihitung dengan rumus:
fb=
M c/I dan fv=VQ/It
Balok
komposit termasuk tidak homogen sehingga rumus2 di atas tidak sesuai/valid.
Untuk dapat menggunakan rumus2 tersebut maka bisa dianggap sebagai tampang
transformasi yang bekerja untuk mengkonversi beton menjadi baja yang memiliki
efek yang sama dengan beton. Gambar 3
menunjukkan suatu segmen balok komposit
dengan diagram tegangan dan regangan bersuperimposed. Persyaratan bahwa
regangan pada beton di sembarang titik sama dengan regangan pada baja (yang
transformasi dari beton) di sembarang titik:
Persamaan
1 dapat diinterpretasikan sebagai berikut: n mm2 beton disyaratkan bisa menahan
yang sama dengan 1 mm2 baja. Untuk menentukan penampang baja yang menahan gaya
sama dengan gaya beton maka harus dibagi n.. Dengan demikian Ac diganti dengan
Ac/n, atau disebut sebagai luas/penampang transformasi.
Pertimbangan
penampang komposit yang ditunjukan pada Gambar 4.a (penentuan lebar sayap
efektif b ketika balok merupakan bagian dari system lantai akan dibahas
kemudian Peraturan SNI 03 1729 2002, butir 12.4.1 hal 84-85). Untuk
mentransformasi tampang beton Ac, harus dibagi nilai n. Cara paling mudah
adalah membagi lebar dengan n sedangkan ketebalan pelat tetap/tidak diganti.
Dengan demikian hasil “penampang homogen” baja menjadi seperti Gambar 4.b. Perhitungan
tegangan, letak garis netral dari struktur komposit dan momen inersianya dapat
dihitung. Selanjutnya tegangan lentur dapat dihitung dengan rumus lentur.
Pada
bagian permukaan atas baja:
fst =M yt / Itr
Pada
bagian permukaan bawah baja:
fsb= M yb / Itr
Tegangan
pada beton bisa dihitung dangan cara yang sama tetapi karena material dianggap
sebagai baja, maka hasilnya harus dibagi dengan n.
Maximum
fc = M yn / n Itr
Yang mana
yn = jarak dari garis netral ke permukaan atas pada beton.
Prosedur
di atas valid (cocok) hanya untuk momen lentur positif dengan gaya tekan pada
bagian atas dan mengabaikan kekuatan tarik beton.
CONTOH SOAL 1
Sebuah
balok komposit menggunakan profil W16x36 dengan baja Mutu BJ 41dengan tebal pelat
lantai 130 mm dan lebar 2200 mm. Kuat tekan beton fc’= 27,5 MPa. Tentukan
tegangan maximum pada baja hasil dari momen positif sebesar 22 KNm.
Penyelesaian:
Ec
= 4700√fc’ = 4700 √27,5 = 24647 MPa diambil 25000 MPa
n
= Es/Ec = (2.105)/ 25000 = 8
Karena
modulus elastic beton hanya dapat diperkirakan, maka untuk keperluan praktis
nilai n selalu diambil angka bulat.
b/n
= 2200/8 = 275 mm
Sehingga
didapat transformasi tampang
seperti gambar 5.
Dengan menggunakan prinsip sumbu parallel maka momen inersia diperoleh dalam table 2, I transformasi:
Tegangan
pada muka atas baja:
yt
= ỹ - t = 64,2571 – 130 = - 65,7429 mm
t
= tebal pelat beton
fst
= (M yt)/Itr = (22 106 x 65,7429)/1076375095 = 1,3437 MPa (tarik)
(Karena
bagian muka atas baja di bawah letak garis netral maka fst adalah tegangan
tarik)
yb
= t + d -ỹ = 130 + 403 – 64,2571 = 468,7429 mm
fsb
= ( M yb )/Itr = ( 22 106 x468,7429)/ 1076375095 = 9,5806 MPa
(tarik)
Jika
beton diasumsikan tidak terjadi menahan kuat tarik, beton di bawah garis netral
sebaiknya tidak diperhitungkan. Geometri pada tampang transformasi akan menjadi
berbeda dibandingkan asumsi asli. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, letak
garis netral sebaiknya dihitung ulang berdasarkan geomatri yang baru.
Berdasaran gambar 6, diperoleh letak garis netral baru sebagai berikut:
ỹ
= ΣAy/ΣA = (1100ỹ2 + 2264145)/(2200ỹ + 6830)
1100
ỹ2 + 2264145 -2200 ỹ2 – 6830 ỹ = 0
1100
ỹ2 + 6830 ỹ - 2264145 = 0
ỹ
= 42,2370 mm
Momen
inersia terhadap garis netral baru:
Itr
= (1/3) 2200 x 42,23703 + 185800000 + 6830 (331,5 – 42,2370)2
= 758595398,4 mm4
Dan
tegangan-tegannya sebagai berikut:
fst
= 22 x 106 (130-42,2370)/758595398,4 = 2,5452 MPa (tarik)
fsb
= 22 x 106 (130 + 403 -42,2370)/758595398,4 = 14,2360 MPa (tarik)
Sehingga
tegangan maximum pada baja sebesar
14,2360 MPa (tarik)
Bang cara mencari luas transformasi A dan lengan momen y gimana?
ReplyDelete