Dalam
banyak kasus, kuat lentur nominal tercapai ketika seluruh penampang baja luluh
dan beton tekan hancur. Hubungan distribusi tegangan pada keadaan tsb pada
komposit dinamakan distribusi tegangan plastis. SNI 03 1729 2002 (butir
12.4.2.1.a dan b hal 85) memberikan syarat kuat rencana untuk momen positif ,
ΦbMn:
- Untuk h/tw ≤
1680/√fyf, dengan Φb = 0,85 dan Mn dihitung berdasarkan distribusi tegangan
plastis pada penampang komposit. Dimana fyf = tegangan leleh bagian sayap
profil baja, MPa
- Untuk h/tw >
1680/√fyf, dengan Φb = 0,90 dan Mn ditentukan berdasarkan superposisi
tegangan-tegangan elastis yang memperhitungkan pengaruh tumpuan sementara
(perancah)
Karena sebua bentuk profil yang di dalam
table adalah jenis badan kompak maka pada bahasan ini difokuskan kepada tipe
kompak.
Ketika suatu balok komposit telah
mencapai keadaan batas plastis, maka tegangan akan didistribusikan dalam salah
satu dari tiga keadaan seperti pada gambar
7. Pada gambar tersebut tegangan
beton ditunjukkan sebagai tegangan tekan merata sebesar 0,85fc’, yang
bertahap/perlahan-lahan dari muka atas pelat sampai (gmabar 7.a) pada suatu
kedalaman yang sama dengan tebal pelat (gambar 7 b) atau lebih dari tebal pelat
(gambar 7 c). Distribusi ini disebut sebagai Distribusi Tegangan Equivalent
Whitney. Gambar 7.a menunjukkan distribusi yang berhubungan dengan tegangan
tarik luluh penuh pada baja dan tegangan tekan parsial/sebagian pada beton,
dengan sumbu/garis netral plastis terletak pada beton. Tegangan tarik beton
hanya kecil dan tidak dihitung, sehingga tegangan tarik tidak ditunjukkan pada
beton. Pada keadaan ini perlu cukup shear connector yang disediakan untuk
kepastian perilaku komposit penuh. Pada gambar 7.b, blok tegangan tekan beton
berjalan/membesar sampai setebal ketebalan pelat lantai dan garis netral
plastis berada pada sayap baja. Sehingga sebagian sayap akan terjadi tegangan
tekan. Kemungkinan ketiga adalah letak garis netral di bagian badan baja
(gambar 7.c)
Pada setiap keadaan yang ditunjukkan
gambar 7, kapasistas momen nominal diperoleh dengan menghitung momen kopel yang
dibentuk oleh resultante gaya tarik dan tekan. Hal ini dapat diikuti dengan
menjumlahkan momen-momen dari resultante-resultante pada titik-titik yang
bersesuaian. Karena sambungan (menyatunya) pada baja ke pelat beton, maka
lateral torsional buckling tidak menjadi masalah ketika beton telah bekerja
sempurna dan aksi komposit tercapai.
Untuk menentukan yang mana 3 kasus
keadaan terjadi, maka dihitung resultas gaya tekan yang diambil nilai terkecil
dari:
Setiap kemungkinan dari
tiga kasus di atas merepresentasikan suatu gaya horizontal pada permukaan
antara baja dan beton. Ketika kemungkinan pertama (kasus 1-gbr 7a) terjadi,
baja akan bekerja penuh dan distribusi tegangan seperti gambar 7a. Kemungkinan
kedua yang berkaitan dengan beton yang menentukan garis netral lerletak di baja
(7b atau 7c). Kasus ketiga terjadi hanya ketika jumlah sehar connectors yang
ada lebih sedikit daripada jumlah yang disyaratkan untuk perilaku full
composite, dan menghasilkan perlikau
kmposit parsial.
CONTOH
SOAL
Hitung kuat rencana
balok komposit pada contoh 1 (Sebuah balok komposit menggunakan profil W16x36
dengan baja Mutu BJ 41dengan tebal pelat lantai 130 mm dan lebar 2200 mm. Kuat
tekan beton fc’= 27,5 MPa. Tentukan tegangan maximum pada baja hasil dari momen
positif sebesar 22 KNm). Asumsikan penghubung geser yang tersedia memenuhi
untuk komposit penuh
Penyelesaian:
Tentukan gaya
tekan C pada beton (gaya geser pada permukaan antara baja dan beton). Karena
merupakan aksi komposit penuh, maka gaya terkecil diambil dari As fy dan o,85
fc’ Ac.
As fy = 6830 x
250 = 1707,5 kN
0,85 fc’ Ac =
0,85 x 27,5 x 130 x 2200 = 6685,250 kN
Maka kekuatan baja
menentukan sehingga dipakai nilai terkecil, C = Asfy = 1707,5 kN. Artinya bahwa
ketebalan penuh pelat beton tidak diperlukan untuk menahan gaya tekan.
Distribusi tegangan dapat dilihat pada Gambar
8.
Resultante gaya tekan
dapat diekspresikan berikut:
C = 0,85 fc’ a b
a = C /(0,85 fc’ b) = 1707,5 x 103
/(0,85 x 27,5 x 2200 ) = 33,2037 mm
Gaya C bekerja pada
pusat dari blok tekan pada kedalaman a/2 dari muka atas pelat beton. Resultante
gaya tarik T (=C) terletak pada pusat penampang baja profil. Lengan momen dar
pasangan C dan T adalah:
y = d/2 + t – a/2 = 403/2 + 130 –
33,2037/2 = 314,8982 mm
Kuat momen nominal dari
pasangan C dan T :
Mn = C y = T y = 1707,5 x 314,8982 = 537
688,6765 kNmm = 537,6887 kNm
Sehingga kuat rencana sebesar:
ΦbMn = 0,85 x 537,6887 = 457,0354 kNm
Ketika perilaku komposit penuh terjadi,
kondisi-kondisi pada contoh terakhir akan normal. Analisis untuk kasus pada
garis netral plastis terletak di tampang baja akan berbeda sedemikian aksi
komposit parsial terjadi/tercover.
No comments:
Post a Comment